DERETAN GELAR KEHORMATAN ADAT YANG DITERIMA JOKOWI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja
diberikan gelar dari Kesultanan Ternate. Ini bukanlah gelar pertama yang
diterima Jokowi. Dia sebelumnya telah mendapatkan gelar kehormatan dari kesultanan
hingga masyarakat adat.
Gelar kehormatan yang diterima Jokowi
itu mulai dari Ki Jaka Winata, Kapiteng Lau Pulo, Tuanku Sri Indera Utama
Junjungan Negeri, Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku,
hingga yang terbaru Dada Madopo Malomo.
Ada beberapa alasan mengapa gelar
kehormatan itu diberikan kepada Jokowi. Misalnya, saat diberikan gelar Upu
Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku, Jokowi dianggap sebagai
sosok pemimpin yang peduli terhadap kesejahteraan Maluku.
Berikut deretan gelar kehormatan yang
diberikan kepada Jokowi:
1. Ki Jaka Winata
Gelar Ki Jaka Winata diberikan kepada
Jokowi pada tahun 2014 lalu. Gelar ini diberikan oleh masyarakat adat Kampung
Naga, Garut, Jawa Barat. Saat itu, Jokowi masih menjadi calon presiden.
"Kami mewakili kampung naga atas
nama masyarakat adat, kami memberikan gelar kehormatan bagi Ir. H. Joko Widodo
dengan gelar Ki Jaka Winata," ujar tokoh adat Kampung Naga, Ki Ade
Suherli, pada 3 Juli 2014.
Tak hanya itu, Jokowi juga dikalungi
kain perguruan silat Pasundan asuhan Uyut Sani. Kain itu berwarna hitam dan
bergambar kujang.
"Tidak sembarang orang bisa pakai
kalung itu. Apalagi yang memberikan langsung adalah sesepuh kami Uyut Sani.
Bukan main-main itu karena cuma satu di dunia," ujar salah seorang anggota
perguruan tersebut.
2. Biji Nagara
Madafalo atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara
Pada tahun 2015, Jokowi juga mendapatkan
gelar kehormatan dari Kesultanan Tidore, Maluku Utara. Kala itu, Jokowi
dianugerahi gelar Biji Nagara Madafalo atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara.
Sultan Tidore Haji Husain Syah saat itu
menggelar upacara khusus untuk menganugerahkan gelar tersebut di sela-sela
kunjungan kerja Presiden Jokowi di Ternate. Upacara penganugerahan digelar di
Istana Kesultanan Tidore.
Dengan mengenakan jubah kebesaraan
Kerajaan Tidore berupa gamis warna putih, Jokowi mengikuti upacara untuk
menerima gelar tersebut dengan didampingi Ibu Negara Iriana. Kemudian, Sultan
Tidore memberikan piagam kepada Jokowi.
"Saya Sultan Tidore Haji Husain SH,
khalifatul mukaram, memerintahkan terhadap jin dan manusia, dengan ini
mengangkat gelar kehormatan kepada saudara saya Bapak Joko Widodo, Presiden RI
sebagai Biji Nagara Madafolo atau Yang Dipertuan Agung Anak Negara," kata
Sultan Tidore.
Sultan menjelaskan, gelar Biji Negara
Madafolo diberikan pada Presiden Jokowi sebagai bentuk pelestarian adat. Selain
itu, Jokowi juga dianggap telah berjasa menjunjung tinggi ada kebudayaan di
Kesultanan Tidore.
3. Upu Kalatia
Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho Maluku
Jokowi juga mendapat gelar kehormatan
Upu Kalatia Kenalean Da Ntul Po Deyo Routnya Hnulho. Gelar itu diberikan
masyarakat adat Maluku pada tahun 2017 lalu. Gelar adat ini diberikan atas
dasar keputusan majelis adat Maluku yang terdiri atas tetua adat atau Latupati.
Gelar adat kehormatan itu diberikan
lantaran Jokowi dianggap sebagai pemimpin besar yang peduli terhadap
kesejahteraan hidup masyarakat adat Maluku.
"Saya merasa sangat terhormat
sekali dan mengucapkan terima kasih atas penganugerahan gelar adat kehormatan
Maluku kepada saya. Saya memahami bahwa gelar ini disertai dengan tanggung
jawab untuk memajukan Maluku, untuk menyejahterakan rakyat Maluku," kata
Jokowi menyambut gelar kehormatan itu di Kristiani Center Ambon, Maluku pada 24
Februari 2017.
Gelar itu diterima Jokowi di sela
kunjungan kerjanya ke Provinsi Maluku. Jubah kebesaran, kain ikat pinggang,
kain bahu, mahkota kebesaran, dan tongkat adat kehormatan diberikan kepada
Jokowi dari Ketua Majelis Latupati Maluku Bonafaxius Silooy. Jokowi berterima
kasih atas kepercayaan yang diberikan warga Maluku ini.
4. Kapiteng Lau
Pulo
Jokowi juga menerima gelar adat Kapiten
Lau Pulo. Gelar itu diterima Jokowi pada tahun 2017 lalu, saat dia berkunjung
ke Tugu Pantai Pagatan, tepi Pantai Pagatan, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
Dalam penobatan yang dilakukan oleh
Ketua Lembaga Adat Tanah Bumbu Burhansyah itu, Jokowi juga menerima pengalungan
kain adat dan penyematan ikat pinggang, yang merupakan bagian dari penobatan
gelar adat ini.
Pemberian gelar ini sebagai ungkapan
terima kasih kepada Jokowi yang menjaga dan melestarikan sumber daya laut.
5. Kambepit atau
Panglima Perang Suku Asmat
Gelar ada Kambepit atau Panglima Perang
Suku Asmat diterima Jokowi dalam kunjungannya ke Kabupaten Asmat, Papua.
"Presiden diberi nama adat yang
telah diputuskan dalam Musyawarah Pimpinan Lembaga Masyarakat Adat Asmat, yaitu
'Kambepit'," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat
Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis, 12 Maret 2018.
Kambepit adalah nama Panglima Perang
Asmat yang berasal dari rumpun Bismania. Bagi Suku Asmat, Panglima Perang
Kambepit adalah pemimpin pemberani dan visioner yang memimpin Suku Asmat
memasuki era perubahan di mana masyarakat Suku Asmat mengenal peradaban modern
seperti sekarang ini.
Dengan pemberian nama Kambepit dan gelar
adat sebagai Panglima Perang kepada Jokowi, masyarakat adat Asmat menginginkan
agar Jokowi bisa menjadi Panglima Kambepit di masa kini yang memimpin mereka
menuju era perubahan dan masa depan yang lebih baik.
6. Tuanku Sri
Indera Utama Junjungan Negeri
Pada 2018 lalu, Jokowi juga diberikan
gelar Tuanku Sri Indera Utama Junjungan Negeri. Ia mendapat gelar ini dari
Kesultanan Deli di sela kunjungan kerja ke Sumatera Utara.
Gelar adat ini merupakan gelar bangsawan
tertinggi di Kesultanan Deli.
Jokowi pun mengucapkan terima kasih
kepada Kesultanan Deli atas gelar yang diberikan kepadanya. Jokowi
mengungkapkan ada tanggung jawab dan amanat yang diemban dirinya untuk
mewujudkan harapan dari Kesultanan Deli.
"Buah cempedak bentuknya bujur,
sangat disukai oleh semua. Adat Deli sangatlah luhur, mari kita jaga
bersama," kata Jokowi, dilihat detikcom dari laman Sekretariat Kabinet.
7. Raja Balaq
Mangkunegara
Gelar ada juga didapatkan Jokowi dari
masyarakat adat Komering, Sumatera Selatan. Gelar yang diberikan adalah Raja
Balaq Mangkunegara.
Selain Jokowi, Ibu Negara Iriana kala
itu juga mendapatkan gelar Ratu Indoman.
Raja Balaq Mangkunegara berarti Raja
Agung yang memegang kekuasaan tertinggi negara Republik Indonesia. Sementara
Ratu Indoman berarti Ibunda yang memberikan perlindungan kepada masyarakat dan
pengayom rakyat yang tak lepas dari sopan santun.
Gelar itu diberikan ke Jokowi dan Iriana
pada 25 November 2018 lalu. Dalam penganugerahan kala itu, Jokowi tampak
mengenakan pakaian adat khas Sumsel, lengkap dengan 'tanjak' sebagai ikat
kepala khas Sumsel. Sementara Iriana tampak mengenai pakaian perempuan khas
adat Sumsel.
8. Pinisepuh
Jokowi juga mendapat gelar Pinisepuh
Paguyuban Pasundan. Gelar ini diberikan oleh masyarakat adat Paguyuban Pasundan
pada 11 November 2018 lalu.
Pinisepuh Pasundan merupakan orang yang
penuh keikhlasan membela masyarakat, membantu dan berjasa bagi bangsa dan negara.
Saat itu, Ketua Umum Paguyuban Pasundan
Didi Turmudzi juga menyematkan pin warna emas berbentuk miniatur kujang,
senjata khas masyarakat Sunda, di bagian dada sebelah kanan baju Jokowi. Selain
itu, Jokowi juga menerima sebilah kujang berwarna hitam.
"Pertama-tama saya ingin
mengucapkan terima kasih atas penganugerahan pinisepuh di Paguyuban Pasundan.
Ini penghormatan luar biasa pada saya," kata Jokowi dalam sambutannya.
9. Datuk Seri
Amanah Negara
Gelar Datuk Seri Amanah Negara diberikan
kepada Jokowi pada 2018 yang lalu. Gelar itu diberikan oleh masyarakat adat
Melayu Riau.
Dengan disandangnya gelar tersebut oleh
Jokowi, maka Ibu Negara Iriana otomatis menyandang gelar Datin Iriana.
Prosesi pemberian gelar berlangsung di
Gedung LAM Riau, Kota Pekanbaru, pada 15 Desember 2018.
Jokowi tampak mengenakan pakaian adat
khas Riau, yakni Teluk Belanga, berwarna hitam lengkap dengan kain songket.
Sedangkan Iriana mengenakan baju kurung tenun Melayu berwarna kuning.
10. Derayeh Acang
Aco
Pada 2019, Jokowi mendapat anugerah
gelar adat dari masyarakat adat Dayak Lundayeh. Gelar ini diterima Jokowi dalam
kunjungannya ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada 19 Desember 2019 lalu.
Adapun gelar adat yang diberikan kepada
Jokowi yaitu Derayeh Acang Aco. Gelar itu bermakna pemimpin besar yang mampu
melakukan dan mengerahkan semua tenaga dan pikirannya untuk kemajuan,
kesejahteraan, dan kemakmuran rakyatnya.
Jokowi pun merasa terhormat mendapatkan
gelar adat tersebut. Dia mengatakan, gelar adat itu diberikan kepadanya karena
dia merupakan presiden pertama yang datang ke wilayah tersebut.
"Saya kira ini sebuah kehormatan
yang sangat baik yang diberikan kepada kita karena memang ini adalah presiden
yang pertama yang datang ke perbatasan di sini, di Kecamatan Krayan," kata
Jokowi berdasarkan keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi
Sekretariat Presiden.
11. Mosalaki Ulu
Beu Eko Bewa
Gelar berikutnya yang diterima Jokowi
adalah Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa. Gelar itu diberikan oleh masyarakat adat
Ende, Nusa Tenggara Timur.
Mosalaki Ulu Beu Eko Bewa memiliki makna
pemimpin wilayah seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Gelar itu diberikan kepada Jokowi dalam
kunjungannya ke Rumah Tenun Ende usai memimpin Upacara Peringatan Hari Lahir
Pancasila. Kedatangan Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo
disambut Tari Woge yang memiliki makna untuk menyambut kemenangan perang.
12. La Ode
Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara
Jokowi juga dianugerahi gelar kehormatan
adat dan budaya Kesultanan Buton. Jokowi mendapat gelar La Ode Muhammad Joko
Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara.
"Dengan dianugerahkannya gelar
tersebut, Bapak La Ode Muhammad Joko Widodo Lakina Bhawaangi yi Nusantara
dinobatkan secara resmi menjadi kerabat dan sesepuh dalam daerah eks Kesultanan
Buton," kata La Ode Muhamad Arsal, berdasarkan keterangan tertulis dari
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (27/9/2022).
Dewan Pakar Kerukunan Keluarga Indonesia
Buton Dr Tasrifin Tahara menjelaskan makna secara keseluruhan dari gelar yang
diberikan kepada presiden Jokowi adalah pemimpin laki-laki yang mampu
menyatukan nusantara. Sebagai pemimpin dari Indonesia, Jokowi dinilai mampu
mengapresiasi seluruh suku-suku yang ada di Nusantara.
"Jadi Maknanya adalah seorang
laki-laki pemimpin di seluruh wilayah nusantara, itu diberikan kepada gelaran
adat kepada Jokowi atas posisi nya sebagai pemimpin nusantara yang bisa
menyatukan, bisa mengapresiasi seluruh suku-suku yang ada di nusantara,
termasuk mengapresiasi kebudayaan," jelas Tasrifin, seperti dilansir
detikSulsel, Selasa (27/9/2022).
13. Dada Madopo
Malamo
Terbaru, Jokowi mendapatkan gelar 'Dada
Madopo Malamo' dari Kesultanan Ternate. Saat menerima gelar itu, Jokowi
mengapresiasi Kesultanan Ternate yang terus menjaga adat dan kearifan lokal.
"Pagi hari ini saya mendapatkan
gelar dari Kesultanan Ternate, dari Bapak Sultan Hidayatullah Sjah, Sultan
Ternate yang ke-49 dengan gelar 'Dada Madopo Malamo' nanti artinya seperti apa
tanyakan langsung kepada Bapak Sultan," kata Jokowi dalam siaran YouTube
Sekretariat Presiden, Rabu (28/9/2022).
Jokowi mengatakan adat dan tradisi yang
ada di Indonesia harus terus dijaga. Jokowi pun mengapresiasi Kesultanan
Ternate yang telah menjaga dan melestarikan adat itu.
"Tapi ini adat, tradisi, kearifan
lokal memang harus terus kita jaga dan kita rawat. Saya mengapresiasi apa yang
telah dikerjakan oleh Kesultanan Ternate menjaga, merawat adat, tradisi,
kearifan lokal sehingga inilah yang sering saya sampaikan berkepribadian dan
berkebudayaan," tutur Jokowi.
Komentar
Posting Komentar